{20}فَلَا أُقْسِمُ بِالشَّفَقِ{16}وَاللَّيْلِ وَمَا وَسَقَ{17}وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ{18}لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍ{19}فَمَا لَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
(Al-insyiqaq:16-20)
Hari demi hari berlalu, siang memasuki malam, malampun memasuki siang. Bulan demi bulan silih berganti, tahun demi tahun silih mendatangi. Kita semua hidup dalam alam yang tak pernah berhenti, semua bergerak menuju arah pertumbuhan dan perkembangannya masing-masing. Seorang anak kini menjadi orang tua, seorang murid kini menjadi guru, seorang amatir kini menjadi seorang professional, seorang yang hidup menjadi mati. Ya begitulah kehidupan, semuanya melalui tahap demi tahap, tahap-rahap kehidupan, seperti sumpah Allah swt dalam ayat diatas.
Kita dahulu adalah seorang bayi yang tak dapat melakukan apapun, perlahan kita mulai belajar dan akhirnya dapat merangkak, berjalan bahkan berlari. Dahulu kita adalah orang yang lemah, sedikit kita mulai berlatih hingga akhirnya kita mampu melakukan apapun dalam hidup. Kebanyakan kita menganggap itulah definisi pertumbuhan dalam tahap kehidupan. Tapi yakinkah kita..?Yakinkah kita bahwa kita telah tumbuh dan berkembang sejak kita lahir? tak adakah jenis pertumbuhan dan perkembangan lainnya? Ayat diatas memberi kita jawabannya, "sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan){19}".
Kita terlalu fokus akan pertumbuhan jasmani kita sehingga melupakan pertumbuhan dan perkembangan ruhani kita yang sebenarnya ialah hakikat dari kehidupan itu sendiri. Pertumbuhan ruhani disini ialah tingkat kesadaran kita sebagai hamba-Nya dalam kehidupan dunia ini yang terbagi menjadi beberapa tingkatan dan setiap akan manusia melaluinya dengan berbeda-beda. Banyak dari manusia yang secara jasmani dapat dikatakan dewasa, tapi ia belum tentu memiliki tingkat kesadaran tinggi mengenai hidup ini. Tapi banyak pula anak atau orang yang secara jasmani kecil tapi kesadaran akan kehidupannya sangat tinggi sehingga ia dapat melaluinya sacara bijaksana.
Tingkat kesadaran manusia sendiri sesungguhnya terbagi menjadi tiga tingkatan yang berbeda, tingkatan yang pertama atau yang paling rendah ialah,
nafs al-ammarah. Seseorang yang berada pada tingkatan ini hidupnya dipenuhi oleh amarah dan nafsu, kehidupan mereka terlihat kacau dan tidak tenang. Sikap mereka ialah egois dengan tidak mau memikirkan orang lain, mereka hanya berpikir bagaimana agar dapat membuat orang lain memuji dan menyanjungnya. Tingkatan ini biasanya melekat pada diri anak kecil yang masih tidak mengerti, tapi tidak sedikit pula yang terbawa hingga mereka dewasa, contohnya dapat kita lihat pada kasus-kasus kriminal seperti pencurian, korupsi, pembunuhan, dan lain sebagainya, dimana pelakunya sangat egois dan tidak mau memikirkan akan dampak perbuatannya.
tingkatan yang kedua ialah,
nafs al-lawwamah. Ialah mereka yang yang senantiasa mengintropeksi diri mereka sekali pun mereka sulit untuk luput dari kesalahan. Sesekali mereka terjatuh, tetapi mereka mencoba bangkit dan tidak berputus asa. Mereka menganalisa dan mempertanyakan pada diri mereka sendiri tentang kesalahan-kesalahan yang telah mereka buat. Ini adalah tingkatan dimana syaitan meresa berputus asa terhadap mereka, karna ketika mereka tergelincir dalam hidup mereka langsung ingat kepada Rabbnya dan memohon ampun sehingga mereka kembali menempuh jalan yang lurus. Mereka terus mengevaluasi dan memperbaiki diri hingga akhirnya mencapai
tingkatan yang ketiga dan yang tertinggi yaitu,
nafs al-muthmainnah. Orang pada tingkatan ini tidak lagi dipusingkan oleh urusan dunia, dunia seakan mengikuti mereka kemanapun mereka pergi, urusan mereka terasa lancar karna sesungguhnya Allah yang mengurus urusan dan keperluan mereka. Hati mereka diliputi ketenangan dan kedamaian karna mereka yakin bahwa Allah selalu menyertai mereka. Tidak ada lagi nafsu, amarah, maupun ego sedikitpun dalam diri mereka, sehingga mereka hanya ingin memberi dan berbagi kepada sesama, semua itu karna sesungguhnya mereka paham akan maksud dan tujuan hidup mereka, mereka sadar betul bahwa semua berasal dari-Nya dan juga akan kembali pada-Nya.
Jadi di tingkatan manakah kita sekarang? sejauh apakah pertumbuhan ruhani kita dalam waktu umur kita sekarang? apakah kita menglami kemajuan ataukah kemunduran?. Oleh karena itu marilah kita intropeksi diri kita bersama, begitupun juga saya pribadi. Mohonlah petunjuk kepada yang Maha Kuasa. Semoga bermanfaat. :)
0 komentar:
Posting Komentar